Menceritakan kisah di kepulauan terpencil yang masuk kedalam wilayah Kalimantan Selatan. Foto yang terlihat bukanlah sebuah kegiatan uji nyali / bermain-main di pantai melainkan proses yang harus dilalui oleh Tenaga Kesehatan dari Puskesmas Kepulauan Marabatuan, yang membantu proses percepatan giat vaksin Yayasan Indonesia Untuk Semua.

Transportasi dari kepulauan menuju ke pusat pemerintahan Kabupaten Kotabaru, harus mereka capai dengan Kapal perintis, dengan perjuangan sebelum menaiki kapal, mereka harus menaiki rakit kecil seperti pada foto, dikarenakan keterbatasan fasilitas, tidak adanya dermaga, dari Marabatuan. Perjalanan itu mereka lakukan bolak balik dengan rute transport seperti itu, jika ada keperluan untuk menjemput dosis vaksin, obat-obatan serta logistik yang dibutuhkan di sentra vaksin.

Perjalanan ini tidak hanya melelahkan namun juga cukup berbahaya seperti yang terlihat di foto. Namun dengan kesadaran dan semangat untuk menyebarkan vaksin, mereka tetap menjalankan semua tanpa mengeluh.

Kelak, usaha kawan-kawan di Kepulauan Marabatuan, Kab. Kotabaru dan daerah terpencil lainnya di Indonesia akan tercatat dalam sejarah perjuangan umat manusia dalam melawan covid-19.

Lokasi : Pulau Marabatuan, Kec. Pulau Sembilan, Kab. Kotabaru, Kalimantan Selatan

KALIMANTAN TENGAH

Vaksinasi di desa luwuk Kanji, Kabupaten Gunung Mas terlihat berbeda dari biasanya. Petugas vaksin terlihat melakukan pemeriksaan warga untuk kesiapan mereka menerima vaksin.

Kegiatan ini memang menjadi andalan petugas untuk meningkatkan minat vaksin masyarakat. Ketika sentra vaksin mulai sepi mau tidak mau petugas harus melakukan jemput bola.

Masyarakat dari kalangan petani, pekerja bangunan serta pengumpulbatu seperti yang terlihat di gambar memang enggan untuk ke sentra vaksin. Selain karena ketiadaan waktu untuk mereka menuju kesana juga karena sosialisasi pentingnya vaksin belum maksimal.

Jadilah petugas vaksin mendatangi berbagai lapisan masyarakat sembari sosialisasi akan pentingnya vaksin. Terbukti, masyarakat yang didatangi akhirnya mau divaksin.

Lokasi : Desa Luwuk Kanji Kecamatan Damang Batu Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah

Di foto terlihat petugas vaksin dari Puskesmas Tumbang Lapan melakukan vaksinasi di rumah warga. Mendatangi rumah-rumah warga secara langsung merupakan langkah pamungkas yang dilakukan petugas vaksin demi mengejar target vaksin yang ingin dicapai pemerintah.

Memang tidak mudah untuk mengajak masyayarakat supaya mau mengikuti vaksinasi. Halangan mereka bukanlah karena alasan menolak vaksin namun lebih banyak disebabkan oleh ketiadaan waktu untuk mencapai sentra vaksin.

Oleh karena itu kita tetap optimis Indonesia akan segera bebas dari pandemi dengan melakukan vaksinasi dari rumah ke rumah sehingga Imunitas Kelompok atau Herd Immunity dapat segera tercapai.

Lokasi : Desa Sangal, Kec. Rungan Hulu, Kab. Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

PROVINSI DKI

Ini adalah wajah lain dari ibukota Jakarta. Biasanya yang tergambar adalah kemegahan gedung-gedung bertingkat serta pusat perbelanjaan yang mewah. Namun, pemukiman penduduk yang rapat, padat, tidak berjarak dan jauh dari kesan mewah masih banyak tersebar di seluruh penjuru ibu kota.

Seperti halnya yang tampak di foto ini. Tim vaksinasi membuka sentra vaksin di gang Marlina, Penjaringan Jakarta Utara. Tidak ada bangunan besar serupa hall atau bahkan lapangan kosong untuk tempat kegiatan vaksinasi. Petugas akhirnya memutuskan untuk melakukan vaksinasi di gang sempit yang padat penduduk.

Tempat seperti ini jarang tersentuh oleh informasi. Banyak dari penduduk yang belum paham seutuhnya akan pentingnya vaksin demi melawan pandemi covid-19. Petugas harus meyakinkan mereka bahwa vaksin ini sangat penting demi kesehatan bersama. Bahkan tim vaksinasi juga menyediakan minyak goreng sebagai penarik penduduk supaya mau untuk divaksin.

Di tempat ini, petugas vaksin yang sedang memeriksa kondisi kesehatan penduduk seringkali harus mengalah dengan pemakai jalan yang lalu-lalang. Begitulah lika-liku dan pengalaman vaksinator.

Lokasi : Gang Marlina, Kel.Penjaringan, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara

Gang senggol ternyata bukan sekedar istilah semata melainkan ditemukan definisi sebenarnya oleh tim vaksin di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara. Sentra vaksin dilakukan di gang elektro yang hanya memiliki lebar jalan lebih kurang dua meter saja. Akses menuju kesana juga cukup sempit dan bila tidak dapat menyeimbangkan tubuh maka kita akan rentan untuk kecebur ke dalam got. Dengan begitu bila pengguna jalanan berpapasan maka bisa dipastikan akan “bersenggolan” bila tidak ingin kecebur got.

Tantangan bagi tim vaksin tidak hanya itu saja tetapi juga animo masyarakat untuk vaksin yang cukup rendah. Untuk mengatasi itu dan supaya pelaksanaan vaksin bisa menarik minat warga maka tim memberikan doorprize sepasang ban motor bagi peserta serta memberikan minyak goreng bagi semua peserta vaksin.

Tim juga menemukan hambatan lain yakni kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya vaksinasi. Warga banyak yang terpapar hoax bahwa vaksin memberikan efek yang buruk bagi tubuh. Oleh karena itu, sosialisasi memang harus dilakukan terus menerus sehingga warga yang terpapar hoax akhirnya dapat memahami pentingnya imunisasi bagi tubuh untuk melawan covid-19.

Akhirnya dengan bantuan Tim YIUS dan UID bekerjasama dengan Ibu-ibu Dasawisma, Bapak RT dan PPSU yang melakukan himbauan melakukan vaksinasi, target vaksinasi dapat kita capai di daerah ini.

Lokasi : Gang Elektro, Kel. Pejaringan, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara

Mesjid di Indonesia selain sebagai tempat ibadah juga biasa menjadi sarana sosial bagi kepentingan warga. Sebagaimana yang dialami oleh tim vaksin yang memanfaatkan halaman mesjid Kramat Luar Batang sebagai sentra vaksin.

Pada mulanya tim memperkirakan animo masyarakat akan kurang untuk mendatangi sentra vaksin di hari minggu yang merupakan hari libur. Namun setelah mengumumkan vaksinasi melalui pengeras suara mesjid ternyata animo masyarakat cukup tinggi.

Dengan dibantu oleh tim Kelurahan Penjaringan yang ikut sibuk dalam penyelenggaraan vaksin akhirnya kegiatan vaksinasi berjalan sukses dan ramai diikuti oleh masyarakat. Good Job !

Lokasi : Posko vaksin di Mesjid Kramat Luar Batang, Kel. Penjaringan, Kec. Penjaringan Jakarta Utara

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Perahu yang terlihat pada foto diatas bagi masyarakat daerah Kec. Sungai Kunjang, Kota Samarinda dinamakan Ketinting. Ketinting ini adalah moda transportasi yang sehari-hari dipakai oleh masyarakat disana.

Akses di daerah ini memang hanya bisa memanfaatkan jalur transportasi sungai karena hingga saat ini belum tersedia akses transportasi darat. Dengan menggunakan Ketinting, masyarakat dari Sungai Kunjang menghabiskan waktu 20 menit untuk menuju Desa Loa Kumbar yang tidak begitu jauh.

Tim Vaksinasi yang akan membuka sentra vaksinasi di Desa Loa Kumbar akhirnya dapat merasakan keseruan menaiki ketinting. Ini pengalaman yang seru dan menegangkan bagi sebagian anggota Tim yang belum terbiasa dengan jalur transportasi sungai. Inilah Indonesia dengan segala perbedaan dan keragamannya. We love Indonesia !

Lokasi : Desa Loa Kumbar, Kel. Loa Buah, Kec. Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur

Kondisi infrastruktur di Indonesia secara kualitas memang belum merata. Seperti yang dialami oleh Tim Vaksinasi di Desa Lamin Kec. Kenohan Kutai Kertanegara ini. Perjalanan dari Kenohan menuja Desa Lamin harus melalui jalan yang rusak dan belum diaspal. Bahkan ada beberapa titik jembatan yang hanya terbuat dari kayu gelondongan sehingga mengharuskan semua penumpang mobil untuk turun ketika menyeberanginya.

Beratnya perjalanan tidak mematahkan semangat tim vaksinasi untuk mendatangi rumah-rumah warga. Karena bagaimanapun untuk memenangkan perang melawan pandemi covid-19 ini, target vaksinasi minimal 70 % warga Indonesia harus tercapai. Dengan kondisi itulah kekebalan kelompok (Herd Immunity) akan dapat kita wujudkan. Yakin kita bisa!

Lokasi Desa Lamin Telihan, Kec. Kenohan, Kab , Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur

Tim Vaksinasi di Desa Senyiur Kec. Muara Ancalong Kab. Kutai Timur meninggalkan cerita yang tak kalah seru dengan daerah lainnya. Kondisi akses jalan darat di Kalimantan memang masih jauh dari kondisi ideal. Seperti yang dialami oleh tim vaksin dari Kaliorang menuju Desa Senyiur yang berjarak lebih dari 405 kilometer.

Tim bergerak dengan menggunakan 2 unit kendaraan yang salah satunya adalah ambulan seperti yang terlihat di foto.  Perjalanan dimulai dari kaliorang menuju Muara Wahau dengan waktu tempuh ±5 jam (205 Km). Cukup lambat karena kondisi jalan yang dilalui merupakan jalan aspal bergelombang dan terdapat lubang jalan di banyak titik.

Jalur ini melewati beberapa tebing jalan yang merupakan daerah rawan longsor. Pada saat perjalanan pulang setelah kegiatan, perjalanan tim sempat terhambat akibat adanya longsor yang disebabkan adanya curah hujan tinggi

Setalah sampai di Muara Wahau tim melanjutkan perjalanan menuju penyeberangan desa Diak Lai. Perjalanan menuju penyeberangan desa Diak Lai menempuh waktu ± 45 menit (25 km) melalui jalan tanah dengan kondisi berlumpur ketika hujan.

Sesampai di desa Diak Lai, Tim melakukan penyeberangan dengan menggunakan kapal kayu milik masyarakat setempat. Kapal kayu tersebut berukuran hanya cukup 1 mobil dan beberapa kendaraan roda dua. Setelah melewati penyeberangan, tim melakukan perjalanan menuju daerah muara ancalong dengan waktu tempuh ±4 jam (145 Km).  Lambat memang karena kondisi jalan masih berupa jalan tanah bebatuan dengan hamparan pohon sawit dan hutan pada sisi kanan kiri jalan. Ketika turun hujan mungkin hanya bisa dilalui dengan kendaraan 4×4/fourwheel drive). Total perjalanan sepanjang 405 kilometer itu ditempuh dalam waktu hampir sebelas jam !

Begitulah cerita yang dialami oleh kawan-kawan tim vaksinasi di Desa Senyiur. Sangat melelahkan pasti. Namun melihat antusiasme warga yang berdatangan untuk divaksin, perjalanan yang melelahkan itu sangat terobati.

Lokasi kegiatan: SD Tunas Bangsa, desa senyiur, kec. Muara ancalong, Kab. Kutai Timur, Kalimantan Timur

KABUPATEN GROBOGAN

Foto diatas adalah Pak Karno yang diapit oleh keponakannya serta anggota tim vaksinasi Dukuh Kramat Kec. Tanggung Harjo Jawa Tengah. Pak Karno adalah salah satu contoh tentang kesadaran untuk melakukan vaksinasi yang patut diacungi jempol dan diberikan apresiasi tinggi.

Pak Karno adalah penyandang disabilitas yang membutuhkan dua buah tongkat untuk berjalan. Kondisi demikian tidak menghalangi Pak Karno untuk mendapatkan vaksin. Ia kemudian meminta keponakannya untuk mengantarkan ke sentra vaksin yang berjarak lebih dari 10 kilometer dari rumah. Jalan yang dilaluipun tidak mudah, karena hana merupakan jalan setapak dan tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.

Kesadaran warga seperti Pak Karno inilah yang kita butuhkan dalam melawan pandemi covid-19. Kendala fisik bukan merupakan halangan apalagi bagi kita-kita yang tidak kekurangan apapun. Karena itu mari kita tumbuhkan kesadaran bahwa vaksinasi ini adalah jalan bagi kita untuk sehat secara bersama-sama. Vaksinasi bukan sekedar menyelamatkan diri sendiri tapi menyelamatkan rakyat  Indonesia bahkan dunia.

Lokasi : Dukuh Kramat, Rejosari, Kel. Sugihmanik, Kec. Tanggungharjo, Kab. Grobogan